Senin, 14 Juli 2008

Manusia berkualitas

Bagaimana Mempersiapkan jadi manusia berkualitas..???

Nah lho liat kiat-kiatnya ni:


Selalu mencari informasi
Buka mata dan telinga anda lebar-lebar terhadap segala jenis informasi, baik itu politik, sosial, ekonomi, dan terutama informasi yang berkaitan dengan pekerjaan anda. Informasi ini bisa anda dapatkan dari majalah, surat kabar, siaran radio, televisi, internet, dan lain-lain. Belajarlah untuk menyerap informasi dengan tuntas agar anda tidak tidak ketinggalan informasi terkini. Jadi, dengan siapapun anda bicara, anda nggak akan 'tulalit'.

Kembangkan ide
Jadilah pribadi kreatif yang selalu penuh ide. Memang sih nggak setiap saat anda bisa menemukan ide. Tetapi saat anda menemukannya, jangan sia-siakan. Kembangkan ide anda secara maksimal. Berpikirlah selalu untuk dapat menambah nilai plus anda.

Tingkatkan target kerja
Cobalah tingkatkan kemampuan diri dengan meningkatkan target kerja anda. Kalau selama ini anda menyelesaikan tugas pada jam empat sore, cobalah untuk menyelesaikannya pada jam tiga sore. Kemudian, setiap menyelesaikan tugas, cobalah bandingkan dengan hasil kerja anda kemarin. Kalau bisa lakukan peningkatan hasil kerja dari hari ke hari. Dengan demikian, kualitas diri anda juga meningkat dari hari ke hari.

Jadilah pribadi yang menyenangkan
Menjadi orang yang menyenangkan juga merupakan salah satu hal untuk menjadi pribadi yang berkualitas. So, jadilah orang yang tahu etiket dan sopan santun yang bisa menghargai orang lain. Jangan lupa untuk selalu berpikir positif tentang orang lain.
Jangan racuni pikiran anda dengan hal-hal negatif. Karena pikiran positif akan membantu anda untuk mencapai kualitas diri anda.

Tingkatkan penampilan diri

Gaya bicara, cara berbusana, dan bahasa tubuh yang baik mencerminkan profesionalisme anda. Maka perbaikilah penampilan anda secara keseluruhan. Karena seorang dengan kualitas yang baik biasanya juga tahu cara berpenampilan yang baik.

Total Quality Management (TQM)

TQM merupakan suatu sistem manajemen yang melibatkan semua unsur dan aspek dalam perusahaan. Mulai dari top pimpinan atau “Top Management” sampai dengan pelaksana teknis/ operator “button up Management”.

Sistem TQM harus dimengerti, dipahami dan diterapkan secara sinergis, efisien dan efektif dalam semua aktivitas di lingkungan perusahaan demi tercapai-nya tujuan, sasaran dan target produktivitas sesuai dengan kebijakan Pimpinan Puncak.

TQM sebagai suatu konsep manajemen mutu memang telah dilaksanakan oleh banyak perusahaan dan terbukti memampukan perusahaan untuk tetap bertahan hidup seperti yang dialami oleh perusahaan-perusahaan di Jepang sekitar tahun 1950.
Negara Jepang itu sendiri yang sangat membanggakan prinsip TQM, tidak semua perusahaannya berhasil menerapkan sistem ini. Tetapi dengan kajian yang lebih mendalam membuktikan hampir seluruh perusahaan di Jepang menerapkan TQM untuk mengelola administrasi dan manajemennya.
Namun demikian dunia terus bergerak ke arah perdagangan global dan dibutuhkan suatu standar manajemen mutu yang bersifat global dan diakui dunia.
Sistem TQM merupakan dasar dari manajemen didalam
menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 series(1994) dan ISO 9001(2000) dan juga dasar penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001(1996).
Adanya perbedaan standar untuk hal-hal yang sama dalam negara atau tempat yang berbeda dapat mengakibatkan rintangan dalam menjalin hubungan di masing-masing pihak.
Oleh karena itu muncullah standar ISO 9000 dengan berbagai versi yang telah menjadi standar sistem manajemen mutu yang paling diakui oleh dunia internasional.

ISO terbukti memiliki pengaruh yang baik untuk lebih berkembang ke arah yang positf terhadap implementasi elemen-elemen pendukung TQM. Pengaruh ISO dirasakan sangat tinggi terhadap faktor kesatuan tujuan sementara ISO dirasakan berpengaruh paling rendah terhadap partisipasi karyawan. Dan ISO juga memiliki peranan yang cukup besar dalam kinerja manajemen mutu perusahaan.
Adapun elemen pendukung TQM adalah Kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan, struktur pendukung, Komunikasi, ganjaran dan pengakuan serta pengukuran.
Walaupun peranan-peranan elemen pendukung tersebut belum dirasakan sangat besar namun pengimplementasiannya dari waktu ke waktu akan semakin memperbesar peranannya. Dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat korelasi yang kuat dan signifikan antara elemen-elemen TQM dengan faktor-faktor kinerja manajemen mutu.



Six Sigma

Sebagai terobosan baru di bidang manajemen kualitas,
Six Sigma akan membantu meningkatkan kualitas secara komprehensif dan fleksibel untuk mencapai, memberi dukungan dan memaksimalkan proses usaha, yang berfokus pada pemahaman akan kebutuhan pelanggan dengan menggunakan fakta, data dan analisis statistik.
Menurut arti kata Six Sigma adalah :
Six : Enam
Sigma : Simbol Standar Deviasi

Kenapa menggunakan "Sigma"?
Kata sigma adalah masa statistik yang mengukur sejauh mana proses yang menyimpang dari kesempurnaan kuliatas.

Meski pertama kali digunakan untuk meningkatkan mutu proses kerja di bidang manufaktur, namun penerapan konsep Six Sigma terus berkembang.
Saat ini, telah banyak perusahaan yang telah menerapkan Six Sigma, selain untuk meningkatkan kinerja mutu di industri manufaktur, juga untuk meningkatkan kinerja perusahaan-perusahaan jasa pada sektor industri.
Tuntutan konsumen terhadap produk/jasa yang ‘zero defect’emakin meningkat. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, banyak konsep manajemen mutu diterapkan dan bahkan beberapa perusahaan ada yang sudah mengklaim bahwa produk/jasanya sudah berhasil menjadi ‘zero defect’.Six Sigma di beberapa manufaktur dengan arti yang sederhana
adalah ukuran kualitas yang berupaya keras untuk mendekati kesempurnaan kualitas.
Six Sigma adalah pendekatan dan metodologi yang diatur dengan kesesuian data untuk menghapuskan defect (pengaturan terhadap enam deviasi standar antara nilai tengah dan batas spesifikasi yang paling dekat) dalam setiap proses dari manufaktur sampai
produk siap di pasarkan.

Statistical Process Control (SPC).

Pengendalian Proses Statistik (Statistical Process Control)

Statistik adalah seni pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan suatu analisis informasi yang terkandung didalam suatu sampel dari populasi itu. Metode statistik memainkan peranan penting dalam jaminan kualitas. Metode statistik itu memberikan cara – cara pokok dalam pengambilan sampel produk, pengujian serta evaluasinya dan informasi didalam data itu digunakan untuk mengendalikan dan meningkatkan proses pembuatan. Lagipula statistik adalah bahasa yang digunakan oleh insinyur pengembangan, pembuatan, pengusahaan, manajemen, dan komponen – komponen fungsional bisnis yang lain untuk berkomunikasi tentang kualitas. (Montgomery, 1993)

Untuk menjamin proses produksi dalam kondisi baik dan stabil atau produk yang dihasilkan selalu dalam daerah standar, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap titik origin dan hal-hal yang berhubungan, dalam rangka menjaga dan memperbaiki kualitas produk sesuai dengan harapan. Hal ini disebut Statistical Process Control (SPC).

Dalam pengendalian proses statistik dikenal adanya “seven tools”. Seven tools dari pengendalian proses statistik ini adalah metode grafik paling sederhana untuk menyelesaikan masalah. Seven tools tersebut adalah:

  1. Lembar pengamatan (check sheet)

  2. Stratifikasi (run chart)

  3. Histogram

  4. Grafik kendali (control chart)

  5. Diagram pareto

  6. Diagram sebab akibat (cause and effect diagram)

  7. Diagram sebar (scatter diagram)

Lembar Pengamatan (Check Sheet): Lembar pengamatan adalah lembar yang digunakan untuk mencatat data produk termasuk juga waktu pengamatan, permasalahan yang dicari dan jumlah cacat pada setiap permasalahan.

Stratifikasi (Run Chart): Stratifikasi adalah suatu upaya untuk mengurai atau mengklasifikasi persoalan menjadi kelompok atau golongan sejenis yang lebih kecil atau menjadi unsur-unsur tunggal dari persoalan.

Histogram: Histogram adalah diagram batang yang menunjukkan tabulasi dari data yang diatur berdasarkan ukurannya. Tabulasi data ini umumnya dikenal sebagai distribusi frekuensi. Histogram menunjukkan karakteristik-karakteristik dari data yang dibagi-bagi menjadi kelas-kelas. Pada histogram frekuensi, sumbu x menunjukkan nilai pengamatan dari tiap kelas. Histogram dapat berbentuk “normal” atau berbentuk seperti lonceng yang menunjukkan bahwa banyak data yang terdapat pada nilai rata-ratanya. Bentuk histogram yang miring atau tidak simetris menunjukkan bahwa banyak data yang tidak berada pada nilai rata-ratanya tetapi kebanyakan datanya berada pada batas atas atau bawah. Fungsi dari histogram adalah sebagai berikut:

  • Menentukan apakah suatu produk dapat diterima atau tidak.

  • Menentukan apakah proses produk sudah sesuai atau belum.

  • Menentukan apakah diperlukan langkah-langkah perbaikan.

Grafik Kendali (Control Chart): Grafik pengendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor apakah suatu aktivitas dapat diterima sebagai proses yang terkendali. Grafik pengendali terkadang disebut dengan Shewhart control charts karena grafik ini pertama kali dibuat oleh Walter A. Shewhart. Nilai dari karekterisik kualitas yang dimonitor, digambarkan sepanjang sumbu y, sedangkan sumbu x menggambarkan sampel atau subgroup dari karakteristik kualitas tersebut. Sebagai contoh karakteristik kualitas adalah panjang rata-rata, diameter rata-rata, dan waktu pelayanan rata-rata. Semua karakteristik tersebut dinamakan variabel dimana nilai numeriknya dapat diketahui. Sedangkan atribut adalah karakteristik kualitas yang ditunjukkan dengan jumlah produk cacat, jumlah ketidaksesuaian dalam satu unit, serta jumlah cacat per unit. Terdapat tiga garis pada grafik pengendali. Center line atau garis tengah adalah garis yang menunjukkan nilai rata-rata dari karakteristik kualitas yang diplot pada grafik. Upper limit control atau batas pengendali atas dan lower limit control atau batas pengendali bawah digunakan untuk membuat keputusan mengenai proses. Jika terdapat data yang berada di luar batas pengendali atas dan batas pengendali bawah serta pada pola data tidak acak atau random maka dapat diambil kesimpulan bahwa data berada di luar kendali statistik.

Diagram Pareto: Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto dan digunakan pertama kali oleh Joseph Juran. Fungsi diagram pareto adalah untuk mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama untuk peningkatan kualitas. Diagram ini menunjukkan seberapa besar frekuensi berbagai macam tipe permasalahan yang terjadi dengan daftar masalah pada sumbu x dan jumlah/frekuensi kejadian pada sumbu y. Kategori masalah diidentifikasikan sebagai masalah utama dan masalah yang tidak penting. Prinsip Pareto adalah 80 % masalah (ketidaksesuaian atau cacat) disebabkan oleh 20 % penyebab. Prinsip Pareto ini sangat penting karena prinsip ini mengidentifikasi kontribusi terbesar dari variasi proses yang menyebabkan performansi yang jelek seperti cacat. Pada akhirnya, diagram pareto membantu pihak manajemen untuk secara cepat menemukan permasalahan yang kritis dan membutuhkan perhatian secepatnya sehingga dapat segera diambil kebijakan untuk mengatasinya.

Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram): Diagram sebab akibat juga disebut Ishikawa Diagram karena diagram ini diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943. Diagram ini terdiri dari sebuah panah horizontal yang panjang dengan deskripsi masalah. Penyebab-penyebab masalah digambarkan dengan garis radial dari garis panah yang menunjukan masalah. Kegunaan dari diagram sebab akibat adalah:

  • Menganalisis sebab dan akibat suatu masalah.

  • Menentukan penyebab permasalahan.

  • Menyediakan tampilan yang jelas untuk mengetahui sumber-sumber variasi.

Diagram Sebar (Scatter Diagram): Scatter diagram adalah grafik yang menampilkan hubungan antara dua variabel apakah hubungan antara dua variabel tersebut kuat atau tidak yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi proses dengan kualitas produk. Pada sumbu x terdapat nilai dari variabel independen, sedangkan pada sumbu y menunjukkan nilai dari variabel dependen.